Setelah pertemuan itu,
malamnya aku sama sekali tidak bisa tidur. Pikiranku tak bisa lepas dan terus-menerus
selalu saja memikirkan kejadian yang tadi pagi aku alami. Tentang sosok lelaki
yang sudah dua kali hadir dan menghiasi mimpiku.
Hari-hari selanjutnya semenjak
pertemuan itu, aku sudah melupakannya bahkan sedikitpun tak pernah memikirkannya
lagi. Dan tentang mimpiku itu juga sama, aku tak pernah mengingatnya. Apalagi memikirkan tentang Indra hampir tidak pernah terlintas sedikitpun. Sampai pada
suatu senja, saat itu sekilas kembali aku melihat dia ada di kampus sedang
bersama teman-temannya. Meski tak percaya namun ternyata dia memang Indra. Dan
aku baru tahu kalau selama ini aku dan dia kuliah di kampus yang sama. Bagaimana mungkin kalau hari ini aku baru melihatnya, rasanya tidak mungkin.
Beberapa hari berikutnya aku
kembali terkejut karenanya selepas magrib saat malam bulan purnama terlihat begitu
indah, Indra datang ke rumah memberikan sepucuk surat berwarna jingga. Sungguh kejadian
yang tak pernah aku sangka, dia datang dengan wajah memerah menahan malunya.
“maaf kalau aku datang ke
rumah tiba-tiba, aku hanya ingin menyampaikan apa yang selama ini aku rasa
yang semuanya sudah aku tulis dalam sepucuk surat ini” Indra mengawali
pembicaraannya dan menyerahkan sepucuk surat kemudian dia pamit
dan beranjak pergi. Aku diam tak dapat berkata-kata walau hanya untuk
berbasa-basi sekedar menahan dia pergi.
Perlahan surat itu aku buka, ku
baca satu persatu setiap katanya.
Assalamualaikum….,
Maafkan kalau kedatanganku tidak
membuatmu berkenan
Aku hanya ingin menyampaikan
Tentang apa yang selama ini
aku rasakan
Tentang kehadiranmu dalam sebuah
impian
Aku mencintaimu dalam diam
Jauh…sebelum aku bertemu dan berkenalan
Sungguh semua yang aku rasakan
telah lama bersemayam
Izinkan aku mengajakmu
berlayar mengarungi samudera impian
Hingga berlabuh menuju
pelabuhan tujuan
Membaca surat Indra mata lelly
berkaca-kaca sambil menahan rasa haru, ternyata Indra juga sama pernah memimpikannya.
Keesokan harinya, Lelly terkejut luar biasa saat pagi-pagi sekali Indra sudah datang
ke tempatnya. Dia bertanya dan meminta sebuah jawaban tentang surat yang dia
berikan tadi malam.
“Katakan sesuatu tentang isi
surat itu”
Kalau iya, hari ini aku akan
pulang menemui kedua orang tuaku. Insya Allah hari Minggu depan bersamanya aku
akan datang ke rumahmu di kampung halaman. Dan menemui Orang tuamu untuk segera
melamarmu.
Tubuhku gemetar, tiba-tiba
saja lidahku terasa kelu tak dapat menjawab semua yang diucapkan Indra. Aku
benar-benar bingung dengan semua kejadian yang begitu tiba-tiba datang menghampiri
kehidupanku. Kenapa sedikit pun Indra tak memberiku waktu dan ruang untuk berpikir ulang. Melihat
keadaanku yang merasa ragu, Indra kemudian meminta maaf kalau sikapnya terlalu
buru-buru.
“Maafkan kalau sikapku terlalu
buru-buru mengambil keputusan, aku hanya ingin serius menjalin hubungan”
katanya. Dan aku mengangguk perlahan, setuju
dengan apa yang dia ucapkan.
Hari berganti waktupun berlalu
begitu cepat sebulan kemudian Indra dan orang tuanya datang ke rumah dan
melamar lelly. Hari bahagiapun tiba, sehari
selepas wisuda akhitnya lelly menikah dengan
sosok lelaki dari dalam mimpinya dan sampai sekarang hidup bahagia.
Tamat
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar