Minggu, 28 Oktober 2018

Sepenggal Kisah

Senja kali ini bagiku terasa begitu  kelabu. Udara terasa begitu dingin. Tidak seperti biasanya suasana di sekitar rumah sakit ini tampak lengang. Aku terdiam duduk sendiri. Menunggumu di depan ruang operasi sebuah rumah sakit swasta yang terletak tidak begitu jauh dari tempat tinggal aku.

Tidak banyak yang bisa aku lakukan selain pasrah dan berserah diri kepada-Nya. Sepenuh hati dan jiwa aku hanya bisa memanjatkan doa. Aku menitipkan keselamatan jiwa ragamu hanya kepada-Nya. Tuhan langit dan bumi yang maha menguasai segalanya. Tentang hidup dan mati setiap mahluk yang bernyawa. Juga menyerahkan segala yang sedang kita berdua alami. Tentang pergulatan batin yang selama ini terjadi dalam perjalanan hidup kita di dunia yang fana ini.

Meski hati ini tak dapat mengungkapkan sebuah kata. Namun rasanya begitu perih bagai teriris sebilah pisau. Setiap kali aku harus melepaskanmu masuk ke ruang operasi. Padahal saat ini bukan pertama kalinya aku harus melakukannya. Bahkan semua ini telah berulang kali sudah aku alami. 

Sungguh saat-saat seperti sekarang ini. Hatiku teramat pedih. Ketika melihatmu terbaring lemah. Dengan segenap jiwa mu kau harus berjuang untuk meraih kesembuhan.
Di saat keadaanmu seperti ini, aku  merasa benar-benar hanya sendiri dan tidak punya siapa-siapa lagi.

Kenapa perasaanku menjadi begitu lemah seperti ini?
Bukankah semua ini hanyalah tentang sepenggal kisah dari perjalanan panjang antara kau dan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar