Sabtu, 14 Agustus 2021

Tentang Gaji Buta

 

Image from Pixabay

Motivasi bekerja itu sebenarnya bukan hanya sekedar mendapatkan penghasilan, namun lebih kearah menjalani ibadah. Karena itu penghasilan merupakan sesuatu yang sangat istimewa. Lalu bagaimana dengan gaji buta ?

Dalam pandangan Islam sendiri gabut ini termasuk tidak halal alias haram. Orang yang memakannya juga tidak berkah karena yang dimakan tersebut di dapat dengan cara yang bathil.

Hal ini seperti yang Allah SWT firmankan dalam surat Al-baqarah : 188 yaitu sebagian kamu janganlah memakan harta sebagian yang lain dengan cara yang bathil.

Sebenarnya apa sih yang disebut dengan Gaji Buta atau Gabut ? Gaji atau penghasilan yang diterima seseorang yang tidak memenuhi hak dan juga kewajibannya dalam bekerja dengan baik.

Biasanya orang yang menerima gabut ini adalah seseorang yang merasa dirinya seolah paling giat bekerja. Sayangnya selama ini jarang yang mengetahui seperti apa sebenarnya orang yang makan gaji buta ini. Inilah ciri cirinya.

Merasa Sudah Bekerja Maksimal Padahal Sebaliknya

Ciri pertama adalah orang ini merasa dirinya paling giat bekerja. Padahal justru sebaliknya, namun sedikitpun tidak pernah menyadarinya. Bahkan selalu berusaha mencari kambing hitam dengan melempar batu sembunyi tangan.

Paling Rajin Setor Muka

Ciri selanjutnya adalah paling rajin setor muka. Padahal kenyataannya isi absensinya itu seperti gendang. Lebih awal datang langsung pergi hingga mendekati waktunya pulang baru kembali.

Selasa, 19 Maret 2019

RCO Level 5 Tantangan 2




Tantangan ke 2 di level 5 ini adalah membuat tulisan singkat kenapa saya memilih membaca buku Lelaki Tua dan Laut. Alasan saya memilih membaca buku itu sebenarnya karena buku Lelaki Tua dan Laut adalah buku yang sesuai dengan ketentuan yang diberikan PJ. Buku ini menurut saya pantas untuk saya baca karena buku karangan Ernest Hemingway yang berjudul Lelaki Tua dan Laut ini  merupakan sebuah buku fiksi yang juga peraih Nobel Sastra.

Buku ini mengisahkan tentang seorang Lelaki Tua sebagai nelayan bernama Santiago yang hidup miskin dan istrinya sudah meninggal. Selama bertahun tahun ia menjadi seorang nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan kapal kecil di perairan Meksiko. Karena miskin dan menggunakan kapal kecil yang seadanya, tak heran kalau lelaki tua itu selalu kalah oleh para nelayan  muda yang menggunakan fasilitas kapal besar dan hampir selama hampir 84 hari ia tidak pernah mendapatkan seekor ikan pun untuk dibawanya pulang.

Meski begitu namun lelaki tua itu tak pernah patah semangat. Ia terus ke tengah laut meski harus bersusah payah mengendalikan kapalnya dengan harapan pada hari ke 85 nanti ia akan mendapatkan seekor ikan. Hingga suatu hari ada seorang anak yang baik bernama Manolin yang ikut bersama dalam kapal Santiago untuk menangkap ikan. Santiago berharap agar Manolin dapat membantunya.

Setelah menunggu dengan penuh kesabaran yang tak kenal lelah, akhirnya saat yang dinantikan Santiago pun tiba juga. Datanglah seekor ikan besar yang hampir seukuran dengan kapal yang ditumpanginya memakan umpannya hingga menyeret kapalnya sampai ke tengah. Dengan bersusah payah Santiago bersusah payah untuk menangkap ikan itu hingga tangannya terluka karena terkena goresan ikan. Ia tetap berjuang terus untuk mempertahankan ikan hasil tangkapannya dari ikan hiu yang berusaha akan memakannya. Meski saat sampai ke daratan ikan tangkapannya itu yang tersisa hanya tulangnya saja.

Buku ini menurut saya sangat layak untuk dibaca, dan sangat pantas mendapatkan Nobel Sastra karena di dalamnya banyak mengandung pelajaran yang sangat berharga yang penuh makna. 

#readingchallengeodop
#onedayonepost
#rco
#rcolevel5
#level5tantangan2

RCO Level 5 Tantangan 3

Harapan Untuk RCO ke depan

Setelah beberapa waktu lamanya bergabung dengan komunitas menulis one day one post berakhir, aku merasa ada sesuatu yang hilang. Karena itu semenjak 4 Februari yang silam aku kembali memberanikan diri bergabung untuk menantang diri agar dapat disiplin untuk menyelesaikan membaca sebuah buku bacaan yang diwajibkan para PJ sebagai tantangan dalam reading challenge odop.

Alhamdulillah level demi level akhirnya berhasil aku lalui. Meski dengan langkah tertatih akhirnya kini 45 hari hampir saja berlalu dan berhasil kita lewati. Tinggal menunggu hitungan hari saja reading challenge Odop akan segera berakhir.

Pada tantangan di level 5 ini, yang juga merupakan tantangan terakhir adalah membuat sebuah tulisan tentang harapan bagi reading challenge Odop kedepannya bagaimana. Jujur selama mengikuti reading challenge Odop ini banyak sekali kesan dan pesan yang membekas dalam hati saya. Salah satunya tentang bagaimana mengenai reading challenge Odop ini yang boleh dibilang telah memaksa saya,  yang terkadang  memang suka malas menyelesaikan hingga selesai aktifitas membaca. Selama ini aku nyaris tidak pernah serius untuk berusaha menyelesaikan sebuah bacaan dalam membaca buku. 

Dengan mengikuti reading challenge Odop ini, selama 45 hari Alhamdulillah telah berhasil merubah kebiasaan saya dalam menyelesaikan membaca sebuah buku.

Akhir kata dengan mengikuti reading challenge Odop ini harapan saya untuk kedepannya semoga RCO akan terus memberikan manfaat untuk dapat membiasakan dan mencintai budaya membaca khususnya untuk saya pribadi yang juga suka menulis. Karena membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan 

#readingchallengeodop
#onedayonepost
#rco
#rcolevel5
#level5tantanvan3

Rabu, 06 Maret 2019

RCO Level 4 Tantangan 3

Resensi Buku Alice Adventure In Wonderland

Cover Book (Image From Google)



Judul Buku          :    Alice's Adventure in Wonderland
Penulis                :     Lewis Carroll
Jumlah Halaman :    130 

Buku cerita tentang sebuah petualangan Alice di negeri ajaib ini dimulai ketika Alice sedang duduk di tepi sungai bersama kakak perempuannya, terlihat ada seekor kelinci putih yang lucu berlari di dekatnya.  Alice pun kemudian mengejar kelinci itu hingga sampai ke sebuah lubang. Hingga dia terjatuh dan terperosok. Ketika menyadarinya ternyata dia sudah berada di dalam sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu namun semuanya dalam keadaan terkunci.

Dia pun melihat ke sebuah meja, di lihatnya ada sebuah kunci. Namun sepertinya kunci itu untuk sebuah pintu yang sangat kecil hanya setinggi 38 cm. Kemudian tanpa sengaja Alice melihat ada sebuah botol kecil dengan label "minum aku" ada di atas sebuah meja yang tinggi. Alice pun meminumnya dan seketika tubuhnya berubah mengecil. Sementara kunci untuk sebuah pintu yang kecil itu masih berada di atas meja yang tinggi. Tepat di bawah kaki meja yang tinggi itu Alice melihat ada sebuah kue dengan label "Makan Aku" . Berharap tubuhnya menjadi besar kebalikan seperti kejadian yang menimpanya ketika minum minuman tadi yang membuatnya mengecil Alice pun memakan kue itu hingga habis. Ternyata harapan Alice menjadi kenyataan. Setelah memakan kue itu tubuhnya membesar hingga menyentuh langit-langit dalam ruangan itu. 

Tak menunggu lama Alice segera mengambil kunci yang berada di atas meja tadi dengan susah payah dan berbaring karena tubuhnya yang menjadi besar. Alice sudah hampir berputus asa. Dia terus menangis hingga air matanya menyerupai sebuah kolam air mata yang besar di dekatnya. Tanpa sengaja dari kejauhan Alice melihat seekor kelinci berwarna putih yang dikejarnya tadi hingga ke dekat lubang tadi. Melihat Alice, kelinci itu pun mendatanginya dan menjatuhkan sebuah kipas dengan sepasang sarung tangan. Karena merasa kegerahan, Alice segera mengambil kipas dan mengipasi tubuhnya. Tiba-tiba tubuhnya menjadi mengecil seketika setelah ia mengipasinya. Alice pun terjatuh ke dalam kolam air mata tadi hingga tubuhnya basah.

Di negeri ajaib itu Alice melihat sekelompok hewan yang sedang bermusyawarah. Di sana Alice pun bertemu dengan seekor ulat bulu yang menanyakan tentang jati diri Alice.

Alice segera melanjutkan perjalanannya hingga masuklah dia ke dalam sebuah rumah. Di sana dia bertemu dengan seorang pelayan yang berkepala ikan, seorang putri dengan bayi yang berbentuk bintang laut. Di sana ada juga seekor kucing Chessire.

Pada akhir cerita Alice dituduh telah mencuri kue tarcis sang Ratu. Alice pun mengelak dari semua tuduhan itu. Saat kemarahan sang ratu meledak Alice pun terbangun. Ternyata dia tertidur di pangkuan kakak perempuannya. Dia pun menceritakan mimpi aneh yang baru saja dialaminya kepada sang kakak. Ternyata sang kakak juga mengalami mimpi yang sama dengan yang dialami Alice.

Buku karangan Lewis Carroll sangat menghibur dan dapat menbangkitkan imajinasi anak-anak. Sangat cocok untuk dibaca oleh siswa Sekolah Dasar. Sosok Alice dalam cerita yang jujur, polos dan pemberani patut dijadikan teladan bagi anak-anak seumurannya.

#readingchallengeodop
#onedayonepost
#rcolevel4
#level4tantangan4

RCO Level 4 Tantangan 2

Biografi Singkat Lewis Carroll Penulis Buku Alice's Adventure in Wonderland

Image From Google

Memenuhi tantangan reading Challenge Odop Level 4 tantangan ke 2 yaitu menulis tentang Biografi singkat Lewis Carroll seorang penulis buku berjudul Alice's Adventure in Wonderland yang saya baca.

Lewis Carroll adalah seorang penulis Inggris yang terlahir sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara dengan nama Charles Lutwidge Dodgson pada tanggal 27 Januari 1832. Semenjak kecil hingga berusia 11 tahun beliau tinggal Warrington dan kemudian pindah ke Yorkshire. Pendidikan pertamanya ia dapatkan dari rumah. Kemudian dilanjutkan ke sekolah asrama di Richmond dan juga di Rugby hingga akhirnya masuk ke Christ Church College, Oxford.

Lewis carrol ini adalah seorang yang lahir dengan begitu banyak keahlian. Selain sebagai penulis beliau adalah seorang dosen matematika di Universitas Oxford. Beliau juga adalah seorang ahli logika yang juga sangat berbakat dalam bidang fotografer.

Sebagai seorang penulis ia sangat dikenal pada zamannya karena memiliki kemampuan menulis yang sangat baik. Sebagai seorang sastrawan dan penulis yang sangat handal Lewis Carroll telah menerbitkan sebanyak 15 buah buku. Namun dua dari beberapa karyanya, yang sangat mendunia  adalah Alice's Adventure in Wonderland dan Through the Looking Glass. Yang kemudian membuat namanya populer dan dikenang hingga saat ini.

Karena sebuah alasan religius sebagai seorang pendeta, Lewis Carrol tidak menikah hingga hingga akhir hayatnya. Lewis Carroll tutup usia saat berumur 66 tahun. Karena influenza dan pneumonia yang menyerangnya pada tahun 1898.

#readingchallengeodop
#onedayonepost
#rco
#rcolevel4tantangan2

Rabu, 27 Februari 2019

RCO Level 3 Tantangan 2

Detik-Detik Yang Menentukan



Memenuhi tugas tantangan ke 2 di level ke 3 Reading Challenge ODOP ini yang menanyakan Bagaimana pendapat saya tentang sejarah dalam buku yang saya baca yaitu Detik-detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi.

"Dengan sejarah, kita belajar jatuh cinta." Demikian sebuah ungkapan dari Kuntowijoyo dalam pengantar ilmu sejarah. Ungkapan itu memang benar adanya. Seperti yang beberapa hari saya rasakan setelah membaca sebuah Buku Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, setidaknya sudah memberitahukan saya tentang perjalanan demokrasi di negara kita selama ini.

Buku Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi ini merupakan sebuah rekaman ulang tentang perjalanan demokrasi dan politik di negara kita. Karena buku ini  ditulis oleh Bacharuddin Jusuf Habibie berdasarkan catatan harian milik beliau dan juga dari komentar-komentar yang dituliskan oleh berbagai surat kabar nasional.

BJ. Habibie mulai membuka catatan hariannya ketika pada suatu malam tanggal 20 Mei 1998. Beliau dikagetkan dengan suara telp yang ternyata datang dari Menteri Sekretaris Negara yang mengabarkan bahwa besok pagi Presiden Suharto akan mengundurkan diri dari jabatan kepresidenannya. Beliau tidak bisa memperkirakan tentang apa maksud dari pengunduran diri Presiden Suharto.   Keadaannyaa sungguh berubah daringat cepat padahal baru saja kemarin malam beliau bersama Presiden Suharto merumuskan sebuah susunan kabinet yang akan diumumkannya pada tgl 23 Mei mendatang di Istana Merdeka di depan DPR/MPR.

Pada catatan hariannya BJ. Habibie juga menuliskan tentang Silaturahim beliau dengan Presiden Suharto, sosok yang selama ini sangat dihormatinya, namun saat itu Presiden Suharto enggan untuk menemuinya. Tidak sampai di situ beliau pun berusaha menghubungi Presiden Suharto dengan berbagai cara namun hasilnya tetap saja nihil.

Beberapa hari kemudian tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Suharto menyerahkan kekuasaannya kepada beliau yang pada saat itu menjabat sebagai wakil Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini. Dengan adanya perpindahan kekuasaan ini banyak sekali bermunculan berbagai komentar dan pernyataan yang bernada negatif tentang keraguan terhadap kepemimpinan beliau. Namun dengan keteguhan prinsip yang dipegangnya beliau tetap legowo dan berlapang dada dalam menanggapinya. Beliau bertekad akan membuktikan dan membantah keraguan mereka yang keliru dengan tindakan dan karya nyata.

Melalui buku Detik-Detik yang Menentukan ini beliau mengungkapkan tentang bagaimana sikap beliau dalam menghadapi banyak tekanan yang datang dari berbagai pihak. Salah satunya ketika beliau didesak dalam waktu tiga bulan untuk dapat menyelenggarakan pemilu. Dari sinilah perjalanan panjang tentang demokrasi di mulai. Dengan tegas beliau menolak  desakan tersebut. Karena menurutnya tidak adil apabila pemilu diadakan sebelum rakyat diberikan kesempatan untuk menyampaikan segala aspirasinya melalui pembentukan partai sebagai wawasan baru dalam berpolitik. Seperti yang kita tau akhirnya pemilu diadakan setahun berikutnya dengan diikuti sebanyak 48 partai yang membawa aspirasi rakyat.

Dalam buku Detik-Detik yang Menentukan Perjalanan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi ini beliau juga meluruskan berbagai isu negatif yang saat itu beredar luas di masyarakat tentang ancaman Prabowo yang meminta jabatan pangab dengan cara mendatangi beliau dengan membawa senjata adalah tidak benar. Meski kekuasaan beliau sangat singkat yaitu hanya sekitar  lima ratus dua belas hari dalam memimpin Negara yang kita cintai ini namun beliau telah membuktikan melalui sikapnya yang tegas dalam memperjuangkan HAM dan Demokrasi Indonesia. Salah satunya adalah tentang masalah Timor Timur yang merupakan propinsi yang ke 27 ini yang pada akhirnya melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai. Beliau dengan tegas menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD 45. BJ. Habibie telah menunjukkan bagaimana sikapnya sebagai seorang Demokrat dengan berbagai aksi dan karya nyata terutama tentang demokrasi.

Demikian sebuah ulasan tentang pendapat dari buku yang saya baca Detik- Detik yang Menentukan Perjalanan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi.

#readingchallengeodop
#onedayonepost
#rco
#rcolevel3tantangan2

Selasa, 19 Februari 2019

Reading Challenge Odop Level 2 Tantangan 3

Warso

Pagi ini Ketika turun dari bus, aku harus melanjutkan kembali perjalanan dengan menggunakan sebuah angkutan pedesaan untuk sampai ke sebuah desa yang akan menjadi tempat tugasku. Sebagai dokter Koas di sebuah puskesmas. Setelah beberapa tahun, akhirnya aku berhasil menyelesaikan pendidikan kedokteran yang selama ini aku cita-citakan. Desa itu adalah sebuah desa terpencil yang terletak di sebuah kaki gunung. Yang sangat jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Desa itu adalah desa Penanggapan. Sebuah desa yang berada di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Suasana pagi ini masih terasa sangat sepi. Sudah hampir 35 menit lebih aku harus menunggu angkutan pedesaan. Namun belum ada satupun yang terlihat melewati jalan ini. Mungkin karena aku terlalu kepagian sampai di sini.

Image From Pixabay

Udara pagi ini masih terasa begitu dingin. Aku lihat ada juga beberapa orang yang sedang menunggu angkutan pedesaan. Tak berapa lama kendaraan yang aku tunggu akhirnya terlihat juga. Aku segera bergegas untuk menghampirinya. Sengaja aku memilih duduk di depan di samping sopir agar sedikit nyaman karena tidak berdesakkan. 

Sepanjang perjalanan yang aku lihat di  sebelah kanan dan kiri jalan yang hanyalah hijaunya sawah dan juga perbukitan. Meski masih tertutup pekatnya kabut namun cukup menyegarkan penglihatan. Matahari pun masih terlihat malu-malu menampakkan sinarnya. Hingga tak dapat menembus pekatnya kabut yang menyelimuti hijaunya dedaunan. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. Yang selama ini nyaris tak pernah aku lihat selama aku menempuh pendidikan dan tinggal di Ibu Kota. 

Tak terasa setelah beberapa lama dalam perjalanan dengan angkutan pedesaan sambil menikmati hijaunya pemandangan perbukitan akhirnya aku sampai juga di desa Penanggapan. Aku langsung turun persis di depan sebuah puskesmas yang letaknya bersebelahan dengan kantor kepala desa. Di sana masih tampak sepi. Belum ada satupun yang datang. 

Rasanya begitu asing, aku sendirian berada di sebuah desa terpencil seperti ini. Desa yang sama sekali tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Sambil melepas lelah aku duduk di sebuah bangku panjang di ruang tunggu puskesmas itu. Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki berumur sekitar 30 tahunan memberi salam. Sekilas aku melihatnya. Meski tinggal di desa terpencil seperti ini, namun dia terlihat gagah dan berwibawa. Tampaknya dia juga tidak seperti orang desa.

"Assalamualaikum...ucapnya"

Waalaikumussalam jawabku"

Dengan sedikit perasaan kaget aku membalas ucapan salamnya. 

"Ini dengan Bu dokter Lelly ?" Lelaki itu bertanya.

Iya pak, jawabku singkat

Perkenalkan Bu dokter, saya Warso kebetulan yang menjadi kepala desa di sini. Lelaki itu mengulurkan tangannya kepaku.

Oh iya pak, perkenalkan saya Lelly sambil ku balas uluran tangannya. Kami berdua berjabatan tangan sambil memperkenalkan diri. Sesaat kemudian pak Warso menunjukkan sebuah rumah yang berada persis di belakang kantor kepala desa dan puskesmas. Rumah itu yang nantinya akan menjadi tempat tinggal aku selama bertugas di desa itu. Pak Warso segera membukakan pintu dan mempersilahkan aku masuk dan beristirahat. Aku segera mengiyakan karena memang aku benar-benar sudah merasa lelah. 

"Silahkan Bu dokter" kata pak Warso sambil memberikan kunci rumah itu.

"Saya permisi dulu" dia pamit sambil bergegas pergi

Aku hanya mengangguk saja mengiyakannya.

Hari-hari selanjutnya aku langsung bekerja sebagai dokter puskesmas di sana. Di sebuah desa terpencil yang jauh dari bayangan aku sebelumnya. Aku juga semakin mengenal kehidupan warga desa dan masyarakatnya. 

Demikian juga dengan pak Warso sang kepala desa di sana. Setelah aku lebih dekat berteman dan mengenalnya. Selain tampan ternyata dia adalah sosok lelaki yang sangat bersahaja, lembut namun juga tegas dan berwibawa. Dia begitu di hormati di lingkungan desa maupun warga desa. Bahkan juga di kalangan kepala desa yang lain di sekitarnya. Karena wibawa dan juga kebaikannya selama ini dalam memimpin desa. Dia juga ternyata seorang sarjana muda. Pantas kalau selama ini dia terlihat berbeda. 

Suatu sore yang indah saat dia bekunjung ke rumah, tanpa sengaja kami berdua saling bercerita banyak hal. Tentang kekagumannya kepada Umar bin Khattab yang selama ini telah menjadi inspirasinya dalam memimpin dan memajukan desa. Diam-diam tanpa aku sadari ternyata aku juga mengaguminya. Selain karena kebaikannya, juga karena sosoknya sebagai pemimpin desa yang begitu mengagumi Umar bin Khattab yang meski tegas, berwibawa namun dia juga lembut kepada rakyatnya.

#readingchallengeodop
#onedayonepost
#cerpen
#tantanganlevel2
#rcolevel2
#level2tantangan3