Selasa, 09 Oktober 2018

Cinta Kedua


Suatu sore di awal bulan November, angin berhembus kencang, langitpun terlihat mendung tertutup awan gelap yang kian menghitam. Sesaat kemudian hujan turun perlahan suaranya terdengar berirama saling bersahutan. Jalanan di depan rumahku juga terlihat begitu lengang, tak ada orang berlalu lalang seperti biasanya.

Suasana terasa begitu dingin, hening, sepi, hanya suara hujan yang terdengar, yang turun semakin deras. Jujur..., tapi aku sangat menyukai saat-saat seperti ini. Sambil duduk di samping jendela memandang keluar dan menikmati hujan turun dari balik kaca jendela.

Ketika hujan turun selalu saja mengingatkan aku tentang banyak kenangan bersamamu. Antara hujan dan kenangan tentangmu keduanya adalah dua hal yang tak dapat terpisahkan, yang selamanya akan selalu tersimpan di lubuk hati sanubariku. Seperti saat ini kembali aku teringat pada sebuah kenangan yang sangat sedih yang telah menyelinap masuk dalam hidupku,  kenangan saat dimana aku terpaksa harus merelakan buah hatiku pergi menghadap-Nya. Buah hati kita yang selama ini kau dan aku selalu menantikan kehadirannya.

Saat itu aku juga duduk disini disamping jendela yang sama, dia datang menghampiri aku dengan membawa secangkir teh hangat.

"Minumlah, selagi masih hangat" dia menyerahkan secangkir teh padaku

Kemudian dia duduk di sebelahku

"Boleh kok bersedih, wajar namanya juga kehilangan" ucapnya sambil menepuk bahuku

"Tapi jangan terlalu dipikirkan apalagi sampai berlarut-larut dengan kesedihan, kurang baik nanti bisa sakit"

Aku menangis tak dapat menahan air mataku saat mendengar ucapannya.

Dia masih saja tak berubah, masih tetap sebaik dulu, masih tetap setia meski telah banyak melalui jalanan terjal dan berduri. Dia lelaki terbaik yang selalu menyayangi aku. Wajar saja kalau aku selalu saja merasa jatuh cinta padanya.

Seperti saat ini, saat kita berdua harus melewati rasa duka ini bersama, tiba-tiba saja aku juga merasa takut kehilangan dia. Jantungku berdebar kencang, aku menatap matanya yang teduh, untuk yang kedua kalinya aku merasa jatuh cinta lagi padanya, pada seorang lelaki yang sama, yang selalu setia mendampingi aku saat suka maupun duka.

Maafkan aku, karena duka dan rasa sakitku ini telah membuat aku melupakanmu, hingga beberapa hari ini tak pernah memperhatikanmu lagi seperti saat-saat sebelum buah hati kita pergi menghadap Yang Maha Kuasa. Aku berjanji akan kusimpan duka ini dan melupakan semua kesedihan untuk melanjutkan hidup bersamamu lagi, hingga tiba waktunya nanti kita berdua pun akhirnya harus pergi.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

6 komentar:

  1. Move on memang tidak mudah ya. Semua dari Allah dan akan kembali kepada Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba Endah...benar sekali, terima kasih sudah singgah

      Hapus